23Oct

Komunikasi di tempat kerja bukan hanya menyampaikan instruksi, namun juga tentang  memahami pesan dengan tepat dan memberikan respon yang sesuai. Salah satu kunci penting dalam komunikasi yang efektif ialah kemampuan mendengarkan secara aktif (active listening).  Kemampuan ini bukan sekedar diam ketika atasan/rekan kerja berbicara melainkan hadir sepenuhnya, memperhatikan dengan sunguh-sungguh serta memahami maksud dan emosi di balik setiap kata yang disampaikan.

Mendengarkan tidak selalu mudah, bahkan mendengarkan aktif merupakan ketrampilan yang dapat dilatih oleh tiap individu. Dengan melatih ketrampilan mendengarkan aktif, setiap individu dapat meningkatkan empati, membangun kepercayaan, memperkuat kolaborasi serta menciptakan lingkungan kerja yang saling menghargai.

Berikut beberapa tips praktis yang bisa #RekanMitraKerja terapkan untuk menjadi pendengar yang lebih baik :

  1. Hadir Sepenuhnya

Ketika seseorang berbicara, berikan perhatian penuh tanpa gangguan. Matikan notifikasi ponsel, tutup aplikasi yang tak relevan, dan hindari multitasking. Kehadiran fisik dan mental memberikan sinyal bahwa kamu menghormati pembicara dan serius ingin memahami apa yang disampaikan.

  1. Gunakan Bahasa Tubuh dan Isyarat Non-verbal yang Mendukung

Gerakan kecil seperti mengangguk, senyum, menjaga kontak mata, atau mencondongkan tubuh sedikit ke arah pembicara bisa menunjukkan bahwa Anda terlibat dan mendengarkan. Isyarat non-verbal ini membantu membangun rasa saling percaya dan kenyamanan dalam percakapan.

  1. Hindari Menyela & Tahan Diri Menyiapkan Respons Terlalu Dini

Saat seseorang berbicara, akan ada dorongan untuk segera menjawab atau menyanggah. Biarkan mereka menyampaikan seluruh pikiran dan perasaan terlebih dahulu. Menyela dapat memecah alur pemikiran mereka dan mengurangi pemahaman.

  1. Parafrase & Refleksi untuk Memastikan Pemahaman

Setelah mendengar sebagian atau keseluruhan pembicaraan, ulangi poin penting dengan kata-kata Anda sendiri. Misalnya: “Jadi, maksud Bapak/Ibu kita perlu menyesuaikan timeline presentasi, ya?” Teknik ini menunjukkan bahwa Anda berusaha memahami dan memberikan kesempatan klarifikasi.

  1. Ajukan Pertanyaan Terbuka dan Klarifikasi Bila Diperlukan

Jika ada bagian yang kurang jelas, tanyakan untuk menggali lebih dalam. Pertanyaan seperti “Bolehkah Bapak/Ibu menjelaskan maksud bagian ini lebih lanjut?” atau “Apa yang sebaiknya menjadi prioritas di sana?” membantu Anda memahami detail yang mungkin tersembunyi.

  1. Dengarkan dengan Empati dan Tanpa Menghakimi

Cobalah menempatkan diri Anda di posisi mereka agar bisa memahami konteks dan perasaan mereka, tanpa buru-buru menilai. Dengan menunjukkan empati dan memvalidasi perasaan pembicara, Anda bisa terhubung dengan mereka dan membangun kepercayaan. Misalnya menggunakan afirmasi verbal pendek seperti “saya mengerti” , “ saya setuju”

  1. Evaluasi & Latih Diri secara Berkala

Mendengarkan adalah keterampilan yang bisa diasah lewat refleksi dan praktik. Setelah percakapan, tanyakan pada diri sendiri: “Apakah saya benar-benar memahami apa yang disampaikan?” atau “Bagian mana yang masih samar bagi saya?” Dengan latihan konsisten, Anda akan menjadi pendengar yang lebih tajam.

Dalam lingkungan kerja yang profesional, mendengarkan secara aktif bukanlah kemampuan sederhana melainkan ketrampilan penting yang mendukung kolaborasi, mengurangi kesalahpahaman komunikasi serta memperkuat hubungan kerja.

Dengan menerapkan perhatian penuh, menjaga bahasa tubuh yang positif, serta menumbuhkan empati dalam setiap percakapan, #RekanMitraKerja akan lebih mampu memahami apa yang dimaksud olah atasan atau rekan kerja dan merespon dengan tepat.

 

Referensi :

https://health.clevelandclinic.org/active-listening

https://www.ccl.org/articles/leading-effectively-articles/coaching-others-use-active-listening-skills

https://www.indeed.com/career-advice/career-development/active-listening-skills

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This field is required.

This field is required.