blog_img1

Menebar Kasih Di Masa Pandemi

  •   23 Februari 2021

Pada bulan Februari, khususnya tanggal 14 Februari beberapa belahan di dunia merayakan Hari Kasih Sayang atau yang sering disebut dengan “Valentine Day”. Walaupun pada awalnya, dahulu dikenal dengan Festival Lupecalia/Kesuburan yang dirayakan setiap tanggal 15 Februari. Pada kala itu, dalam acara festival nama wanita dimasukkan ke dalam sebuah kotak dan kemudian pria akan acak mengambil sebuah nama yang nantinya akan dijodohkan atau dipasangkan. Namun seiring perkembangan zaman budaya ini mulai berubah dan tradisi ini diganti hanya dengan mengungkapkan kasih sayang.

Perayaan Kasih sayang sekarang identik dengan memberikan bunga ataupun coklat kepada orang tersayang. Ungkapan kasih bukan hanya untuk kekasih, namun juga bisa untuk teman, orang tua, ataupun saudara. 

Di masa pandemic COVID-19 ini, banyak cara untuk mengungkapkannya, tidak hanya dengan memberikan coklat dan bunga. Cara yang paling sederhana dengan menunjukkan empati kepada keluarga, saudara, rekan ataupun tetangga yang positif COVID19 dan menjalani isolasi mandiri. Dengan tidak memberikan mengucilkan dan memberikan kesan/stigma negatif, namun dengan memberikan semangat dan bantuan seperti dengan mengirimkan makanan , alat sanitizer ataupun bahan pokok lainnya. Di jalan raya, ada pula beberapa komunitas yang memberikan sarapan gratis.

Menurut hasil survey kepada 90.967 responden terkait perilaku masyarakat di masa pandemic pada tahun 2020 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, respon terhadap orang yang terinfeksi COVID-19 di lingkungan sekitar ialah sebanyak 22% memberikan dukungan, 7 % mengucilkan/memberi stigma negatif, 2 % tidak melakukan apa-apa. Terlihat masih ada ternyata yang memperlakukan dengan negatif. Jangan sampai kita menjadi salah satu dari 7% tersebut, tapi baiknya mengajak orang lain untuk memberikan semangat dan dukungan kepada mereka yang terinfeksi COVID-19.

Tindakan kebaikan selain memberikan dukungan yaitu dengan tidak menyebarkan Hoax atau berita bohong. Bila mendapatkan kabar yang kurang jelas, sebaiknya memeriksa dahulu sumber yang terpercaya agar kita tidak merugikan dan meresahkan orang lain.

Banyak hal positif lainnya yang dapat kita lakukan sebagai makhluk sosial untuk sesama kita. Mungkin dapat juga bersedekah, berbagi dan menggalang dana untuk saudara kita yang kekurangan atau yang sedang mengalami musibah seperti bencana alam banjir di Kalimantan dan gempa di Sulawesi pada bulan Januari lalu.

Pada intinya kasih sayang tidak perlu menunggu perayaan hari kasih sayang. Kebaikan-kebaikan yang ditebar pastinya akan dapat kita tuai suatu saat nanti.  Kasih sayang merupakan bentuk perhatian dan empati kita terhadap sesama manusia.  

Dengan berbuat kebaikan kepada orang lain, akan bermanfaat untuk kesehatan. Mengutip CNN, Psikolog Lisa Damour mengatakan bahwa membantiu orang lain, mendorong pelepasan hormon dan molekul mirip protein yang dikenal sebagai neuropeptida. Hormon ini dapat menurunkan tingkat stres dan kecemasan. Selain itu, kita semua juga akan hidup lebih harmonis walaupun dengan perbedaan cara pandang.

Sumber :

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201113191412-284-569604/hal-hal-baik-sederhana-yang-bisa-dilakukan-di-tengah-pandemi

https://news.detik.com/berita/d-4427963/sejarah-dan-legenda-di-balik-hari-valentine

https://www.kompasiana.com/pejuangliterasi/5e36ce78097f3619aa42eaf2/menyikapi-bulan-februari-sebagai-bulan-kasih-sayang

Image by jcomp, freepik

Artikel Lainya
KEUNTUNGAN OUTSOURCING UNTUK ANDA
  • 16 November 2023

Outsourcing merupakan suatu praktik bisnis dimana Perusahaan mempercayakan sebagian tugas dan fungsi operasion

Selengkapnya
Menghadapi Toxic People di lingkungan sekitar
  • 10 Desember 2020

Mungkin banyak dari kita yang tanpa disadari di kelilingi oleh rekan kerja atau pun teman yang toxic. Bila diterjemahka

Selengkapnya
Resolusi Tahun Baru : Pentingkah ?
  • 18 Januari 2021

  Hampir di setiap awal tahun kita selalu mendengar kata “resolusi”. Tidak hanya mendengar, bahkan ban

Selengkapnya